HERALDSELATAN, MAKASSAR – Pemprov Sulsel melalui Dinas Perdagangan terus memantau stok dan pergerakan harga minyak goreng curah maupun ‘MinyakKita’ di pasaran.
Baru-baru ini, Dinas Perdagangan Sulsel menurunkan tiga tim untuk memantau 3 pasar tradisional di Makassar, yakni Pasar Terong, Pasar Pannampu dan Pasar Pa’baeng-baeng.
Dari hasil pantauan diketahui, pasokan minyak curah dan ‘MinyakKita’ semakin menipis. Dampaknya, pedagang terpaksa menaikkan harga jual dua jenis minyak tersebut di kisaran Rp16.000 – Rp17.000. Sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak kita itu hanya Rp14.000.
Kepala Dinas Perdagangan Sulsel, Andi Arwin Azis mengaku, telah melaporkan hal itu ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Ditjen Perdagangan Dalam Negeri.
Saat ini, kata Arwin, Kemendag tengah mengatur tata niaga minyak curah dan Minyak Kita yang merupakan produk subsidi. Utamanya dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri.
“Kita Laporkan ke Kemendag agar bisa melakukan pengawasan terhadap produsen minyak yang ditunjuk untuk bisa segera melakukan suplai kebutuhan minyak curah khususnya di Sulsel. Sehingga kuota minyak goreng itu kembali terpenuhi dengan jumlah yg memadai,” ujar Arwin dalam keterangannya, Jum’at 3 Februari 2023.
Menurut Arwin, pengawasan akan dilakukan melalui aplikasi Kemendag. Aplikasi itu nantinya bisa melacak alur distribusi minyak goreng, utamanya minyakita dan curah. Mulai dari produsen, distributor 1 dan 2 (D1 dan D2), hingga ke pengecer. Tak hanya itu, lewat aplikasi juga akan terpantau jumlah stok yang dikeluarkan produsen kepada distributornya.
“Itu terdata nilainya semua. Baik volume maupun harga. Mudah-mudahan ini bisa menjadi solusi agar tidak ada lagi yang main-main dalam proses penjualan ini. Karena kita melakukan pengawasan bukan hanya di tingkat distributor saja, tapi mengurai hingga ke konsumen,” ucapnya.